Saat ini mungkin sudah jarang sekali kita melihat publik figur yang memiliki karakter "berani" sebagaimana orang terdahulu. Ya kini sering mendengar oknum pemerintah yang memanfaatkan kekuasaan demi kepentingan pribadi. Baik dari atas hingga bawah. Apa yang sebenarnya terjadi?
Bila kita amati, saat kita belajar baik di sekolah maupun lembaga pendidikan selalu menekankan bahwa kita harus menjadi pintar tapi lupa untuk menjadi bijak. Materi menjadi tujuan utama bukan lagi alat menolong sesama.
Di zaman yang tak jelas ini sepertinya kita perlu merenung kebijaksanaan orang-orang terdahulu seperti aceh dan kajang dimana ulama dan umara saling melengkapi satu sama lagi. Dimana nilai rohani tetap terasa dalam setiap aktifitas bermasyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar