"Ksatria"
apa yang anda pikirkan tentang ksatria? pria bersenjata lengkap (walau tak menutup kemungkinan wanita juga ada yang memakainya),
orang-orang yang berperang di medan perang melawan musuh yang menghadang, atau sebuah gelar kehormatan yang sangat diinginkan
oleh banyak orang karena menunjukkan jasa yang tinggi? kawan, sejatinya ksatria adalah bangsawan (atau negarawan) yang bertugas menjaga,
melindungi,dan menegakkan keadilan untuk semua orang, baik orang tertindas maupun bagi negaranya bila kita merujuk pada makna
sebagai kasta, namun lain ceritanya bila dipahami secara sifat tentang ksatria akan memiliki makna sebagai sikap berani dan jujur baik perkataan,
perbuatan, maupun pemikiran yang berpegang teguh pada keadilan dam mawas diri.
berbicara tentang ksatria, saya akan sedikit memberi contoh ksatria yang menurut saya populer dimasyarakat.keduanya juga sama-sama
mengubah sejarah dunia baik dalam panggung politik, budaya, agama, dan filosofi. keduanya adalah ksatria dari eropa dan jazirah arab.
keduanya sama-sama memiliki keunggulan dan riwayat juga kuat dari kedua kubu.
keduanya ama-sama pemberani, sama-sama terlatih, dan sama-sama terorganisir. Namun nasib keduanya tak sama satu sama lain.
Yang satu (eropa) lebih dikenal di kalangan banyak orang dibanding dengan ksatria gurun (arab) cenderung digambarkan sebagai
orang-orang barbar dan tak berbudaya sebagaimana yang kini tengah disandingkan dengan ISIS. memang saat ini semua sudah
mulai terbalik dan justru fakta sesungguhnya telah diputar balik dari apa yang sebenarnya terjadi. kalo kita mau membaca lagi kisah
dari kedua sudut pandang, sejatinya apa yang kita anggap wah dan takjub pada ksatria eropa sebenarnya harus berterima kasih
pada rivalnya ksatria gurun yang membuat mereka menjadi dikenang lebih harum.
dalam sejarah, ksatria eropa sebenarnya tak sehebat yang kita kira walau kalo boleh jujur tak ada perlengkapan perlindung diri
yang sekompleks eropa. dalam berperang mereka cenderung bermain frontal dan keras dalam mendobrak pertahanan lawan,
selain itu, konflik politik juga mempengaruhi pemahaman mereka dalam berperang. mereka berperang hanya mengejar tanah dan kejayaan.
tak ayal kita pernah mendengar bila ksatria dari inggris sering bertempur dengan ksatria dari prancis, ksatria dari jerman melawan rusia dan lain-lain.
tetapi semua berubah kala paus urbanus II mengabarkan bahwasanya ada lawan yang menyeramkan dan berbahanya yang siap menghancurkan
semua kerajaan di eropa. islam, sebuah agama dari tanah tandus yang kala itu menjadi penguasa peradaban. nyaris sebagian besar wilayah
di asia dan eropa mulai tersentuh oleh sinar peradaban islam baik di bagdhad maupun di andalusia. oleh sang paus meminta semua ksatria
menunda pertikaian mereka dan bersama menyamakan langkah melawan pesaing mereka di tanah suci tiga agama, jerussalem. pertempuran
tak lagi terelakkan dan darah menjadi tanda perang telah dimulai. ksatria arab yang berbekal tekad dan keyakinan kuat akan janji sang pemilik semesta.
para ksatria gurun berjuang tanpa takut mati dan ikhlas menegakkan kebenaran walau mereka tahu. jumlah lawan lebih besar dari mereka.
pada awalnya kita kalah, namun kemudian kita kembali merebut kota suci berkat bantuan ilahi melalui seorang sholeh bernama saladin
atau kita menyebutnya sebagai sholahuddin al ayyubi. tanah yang disucikan telah dimurnikan kembali dari darah dan ketamakan.
mereka yang kalah dan ditawan tidak dibunuhnya sebagaimana mereka membasntai orang-orang sipil dan tak bersalah dengan pedang,
tetapi justru menuntun mereka kembali ke negara asal dengan pengamanan dan jaminan keselamatan di jalan.
selama bertahun-tahun atau bahkan berganti generasi, peperangan tak pernah berhenti. kekalahan dan kemenangan selalu datang bergantian.
dari tiap pertempuran mereka sang ksatria eropa mempelajari teknik dan wawasan dari dunia timur tersebut. inovasi dan akselerasi dalam
memahami ilmu pengetahuan mendorong mereka untuk melangkah lebih baik dari sang rival. hingga kini tak sadar bahwasanya eropa telah
bersandar lebih tinggi daripada kita. kawan dari semua yang ada pada tulisan dia atas sebenarnya adalah cambuk bagi kita semua
untuk jangan lengah dan terus berusaha untuk menjadi yang lebih baik. karena kita tak tahu apa yang akan terjadi pada kita di masa depan
sebagaimana lembaran kelam sang ksatria.