Menulis itu susah ?, tergantung sih kawan bagaimana menyikapinya. Ada
yang sangat mudah menyalurkan ide tulisannya seperti air yang mengalir
jauh sekali seperti aliran sungai yang sampai ke muara, namun ada juga
yang butuh sebuah media inspirasi dahulu baru bisa menulis. Berbicara
mengenai mencari inspirasi, saya punya empat tips mudah bagi kawan yang
ingin menulis, baik itu sebuah tugas mengarang cerita, membuat cerpen,
puisi, atau bahkan tugas skripsi bisa kita memulainya dengan cara mudah
dan hemat biaya. Mau tahu, yuk disimak caranya berikut ini.
Bagaikan anak kembar, membaca dan menulis adalah bagian yang tak dapat
dipisahkan dalam hal membangun sebuah konsep literasi. Membaca adalah
tahap awal dalam menentukan gagasan tulisan dan menulis adalah tahap
akhir saat gagasan tersebut telah terkonsep dengan matang melalui proses
membaca. Bagi kawan yang hendak memulai tulisan laporan maupun tugas
ilmiah, kami sarankan untuk mencari referensi bacaan yang sesuai dengan
tugas anda melalui media yang anda miliki. Media tersebut bisa berupa
buku pendamping, kumpulan hasil penelitian dari orang-orang yang pernah
meneliti atau setidaknya mirip sebagai bahan acuan. Bila tugas anda
adalah observasi bisa juga “membaca” keadaan sekitar yang hendak kita
observasi.
Bagi kawan yang hendak memulai tulisan fiksi seperti cerpen maupun
novel alangkah baiknya kita memperbanyak media bacaan baik berupa
internet, biografi, buku sejarah, koran, maupun novel yang sesuai dengan
minat kita agar tulisan kita dapat mudah dipahami orang lain. Mengapa
demikian ?, karena yang membaca tulisan kita adalah orang lain dan kita
perlu membuat tulisan sesuai sudut pandang sang pembaca. Bila sudut
pandang kita sebagai penulis dan pembaca dapat selaras maka tulisan kita
akan memiliki ruh yang akan membawa kita masuk ke dalam dunia kita
dalam setiap karya kita.
Sering-seringlah menonton film
Anda tipe orang yang lebih suka melihat ?, masih ada media cara lain
selain dengan membaca, apa itu ?, ada yaitu menonton film yang sesuai
dengan kesukaan kita. Bila anda menonton film laga maka amatilah bagian
pertempurannya agar saat kita menulis dapat menggambarkan keadaan
pertempuran. Bila anda menonton film drama maka amatilah bagian konfilk
agar saat kita menulis dapat membangun intrik dan plot cerita yang tak
terduga. Bila anda menonton film fantasi dan petualangan maka amatilah
bagian setting filmnya agar tulisan kita dapat menggambarkan dunia yang
kita gambarkan.
Terkadang menonton film dan serial yang kita sukai akan membantu kita
dalam mengembangkan cerita yang bagus, namun ingat, itu hanyalah media,
perantara kita dalam mencari inspirasi. Masih ingatkah kita dengan
sinetron-sinetron “gak jelas” seperti ganteng-ganteng serigala maupun
kawannya yang meniru persis tanpa ada ciri khas yang dapat diunggulkan.
Semua itu berasal dari cara pengambilan cerita yang salah dimana materi
diambil langsung bagian luarnya saja. Kawan, meniru adalah hal yang
alami yang dimiliki manusia, manusia memulai belajar dari meniru apa
yang ada disekitarnya, namun manusia memiliki akal untuk mengembangkan
apa yang ditirunya menjadi sesuatu yang baru. Jadi kawan, ambillah
bagian baiknya dan kembangkan sesuai fantasi kalian agar tercipta karya
yang baru dari yang karya yang terdahulu, bahkan kalau bisa
mengunggulinya.
Usahakan untuk jalan-jalan
Loh kok jalan-jalan ?, tenang kawan, ini ada penjelasannya. Seperti poin
pertama, kita perlu membaca kondisi nyata diluar sana agar apa yang
kita tulis bisa terasa realitis meskipun tema tulisan kita berupa fiksi.
Dan media yang mudah diamati adalah jalan-jalan. Selain itu, dengan
jalan-jalan pikiran kita akan fresh dan lebih mudah untuk memulai
aktifitas. Apa jalan-jalan harus keluar kota ?, tidak harus sih asalkan
nyaman dan belum pernah kita jelajahi akan terasa nikmat dan yang paling
penting murah bukan kawan !.
Berkumpul dengan kawan kita
Terkadang sebuah inspirasi berasal dari obrolan ringan saat kita
berkumpul dengan kawan kita. Hal ini terjadi karena otak kita merekam
obrolan tersebut dan menjadikannya sebagai pengalaman meski kita sendiri
belum mengalaminya. Contoh mudahnya saja kawan kita menceritakan
pengalamannya saat mengalami tabrakan yang dialaminya. Meski kita
sendiri belum pernah mengalaminya namun dalam alam sadar kita merekamnya
dan menjadikannya sebagai pengalaman tak langsung.
Dengan pengalaman tak langsung tersebut kita menjadikan apa yang
dimiliki teman kita sebagai media penambah wawasan akan kehidupan dan
menuangkannya dalam setiap tulisan kita. Gambaran nyata akan kejadian
nyata mereka membuat apa yang kita tuliskan memiliki makna dan pesan
bagi pembaca akan sebuah apa-apa yang mana yang bisa diambil hikmahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar