Tahapan Dakwah Nabi muhammad SAW tidak dimulai dengan cara yang frontal seperti saat ini, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan agar agama islam dapat diterima secara utuh tanpa ada paksaan seperti langkah berikut :
1.Tahap Pertama.
Dakwah secara rahasia dilakukan oleh nabi muhammad SAW selama 3 tahun (Mekkah) pada penduduk setempat dan pada orang-orang terdekat
Dakwah secara rahasia dilakukan oleh nabi muhammad SAW selama 3 tahun (Mekkah) pada penduduk setempat dan pada orang-orang terdekat
2. Tahap kedua.
Dakwah model ini telah memulai langkah selanjutnya pada masyarakat mekkah secara terang-terangan dengan menggunakan lisan saja tanpa perang, dakwah ini tetap berlangsung sampai masa Hijrah ke madinah tiba
Dakwah model ini telah memulai langkah selanjutnya pada masyarakat mekkah secara terang-terangan dengan menggunakan lisan saja tanpa perang, dakwah ini tetap berlangsung sampai masa Hijrah ke madinah tiba
3.Tahap ke tiga.
Dakwah secara terang-terangan berlangsung di madinah, dakwah model ini dilakukan dengan cara memerangi orang-orang yang menyerang dan memulai peperangan atau kejahatan di tempat mereka (madinah), peristiwa ini berlangsung sampai tercapainya Perdamaian Hudaibiyah
Dakwah secara terang-terangan berlangsung di madinah, dakwah model ini dilakukan dengan cara memerangi orang-orang yang menyerang dan memulai peperangan atau kejahatan di tempat mereka (madinah), peristiwa ini berlangsung sampai tercapainya Perdamaian Hudaibiyah
4. Tahap ke empat.
Dakwah secara terang-terangan dengan memerangi setiap orang yang menghalangi jalan dakwah atau menghalangi orang masuk islam, setelah masa dakwah dan pemberitahuan dari kaum Musyrik,anti agama,penyembah berhala. Pada tahapan ini Syariat Islam dan hukum jihad dalam Islam mencapai kemapananya
Dakwah secara terang-terangan dengan memerangi setiap orang yang menghalangi jalan dakwah atau menghalangi orang masuk islam, setelah masa dakwah dan pemberitahuan dari kaum Musyrik,anti agama,penyembah berhala. Pada tahapan ini Syariat Islam dan hukum jihad dalam Islam mencapai kemapananya
( Sumber: Sirah Nabawiyah, Dr. Muhammad Said Ramadhan Al Buthy )